Rabu, 11 April 2012

Traveling Ke Bontang


Minggu 8 April 2012, Star dari Samarinda sendiri sekitar 06.30 wita setelah menempuh jarak sekitar 125 KM akhirnya kami tiba juga di kota Bontang 09.00 menuju Pulau Beras Basah , ternyata perjalanan ke beras basah harus melewati laut dengan menyewa kapal perahu di tanjung laut sekitar 400-500 ribu dan muat sekitar 10 orang. Perjalanan dari pelabuhan menuju beras basah sendiri memakan waktu 30-45 menit, setibanya di pulau beras basah kita di sambut jembatan panjang yg akan mengantar kepesisir pulau sambil menjalanin jembatan tersebut kita dapat melihat ikan ikan yg berenang serta batu batu di tepi pantai

Pantai Beras Basah
Beras Basah merupakan nama sebuah pulau di wilayah kota Bontang. Pulau dengan pantai pasir putih ini merupakan tempat rekreasi yang menarik sambil menikmati keindahan panorama laut selat Makassar, wisatawan juga dapat berenang dan menghirup udara laut yang sejuk. Pulau Beras Basah dapat dicapai dengan menggunakan Speed Boat atau kapal motor dari Pelabuhan Tanjung Laut, Bontang.
Sebelum ke pulau sebaiknya menyiapkan sendiri makanan berat sebab di sana hanya tersedia makanan ringan + minuman dan tidak terdapat penginapan karena Pengunjung pulau itu biasanya memang tidak menginap. Mereka datang untuk menikmati hamparan pasir putihnya yang lembut, air lautnya yang bening berkilat seperti kristal, atau mercusuar setinggi 15 meter yang berdiri tegak di sana. Bagi penghobi fotografi, mercusuar yang tegak dalam kesendirian itu seolah menantang untuk diabadikan.
Untuk suasana pantai sendiri memang masih sangat asri belum terlalu sering di jamah manusia kurang lebih satu setengah jam kami berada di sana sambil menyantap bekal snack yg udah disiapkan serta meminum air kelapa di pulau tersebut kami sempat pula bermain di tepi pantai sebelum akhirnya pukul 12.00 kami kembali ke daratan bontang
Danau PKT
Setelah kembali ke daratan bontang kami bergegas untuk mencari makan siang maklum naga perut udah beraksi dan tujuan selanjutnya ialah Plaza Taman ( Ramayana) setelah puas berkeliling kami melanjutkan perjalanana memutari kota bontang sambil melaju ke perumahan Pupuk Kaltim dimana dalam perumahan tersebut terdapat tempat bermain dan danau yg indah
Bontang Kuala
Tujuan selanjutnya pada hari itu ialah melihat perkampungan di atas laut yg di kenal dengan nama Bontang Kuala
Bontang Kuala terletak di timur Kota Bontang. Daerah ini merupakan sebuah perkampungan diatas laut, dan sebagai sentra produksi terasi serta rumput laut yang sangat menarik untuk disaksikan.
Café Singapur
Perjalanan hari minggu itu ditutup dengan mengunjungi café singapur untuk bersantap malam sebelum balik ke samarinda

Jumat, 30 Maret 2012

All Is well Ajahn Brahm Tour 'D Indonesia 2012

Ajahn Brahm Tour D’ Indonesia 2012
Tahun 2012 ini kembali Ehipassiko Foundation mengadakan Ajahn Brahm Tour D Indonesia. Ini merupakan tour ke 4 beliau sejak tahun 2009 : 
Hidup Senang Mati Tenang(2009), 
Love U ( 2010), 
Let’s Go Ego ( 2011) 
dan untuk tema tahun ini “ ALL IS Well”. 
Untuk tahun ini tour diadakan 10 kota besar Indonesia ( 17 -28 Maret) 
di Denpasar- Jakarta- Lampung-pangkal pinang- Solo- Temanggung- Surabaya-Balikpapan-Medan-Cikarang
Selain Talkshow  kali ini juga di adakan lauching Sekuel terakhir Cacing dan Kotoran kesayangannya , Komik Kangooruguru, Cergam Cacing dan komplotan kesayangannya serta DVD cacing dan komplotan kesayangaannya

Biografi Ajahn Brahm
Ajahn Brahmavamso ( Ajahn Brahm), lahir tahun 1951 di London sebagai Peter Betts, adalah seorang guru Buddhis terkenal dari Tradisi Theravada Hutan Thailand. Beliau pertama kali menganggap dirinya seorang yang beragama Buddha ketika beliau berusia 16 tahun. Minatnya dalam Buddhisme dan meditasi terus berkembang sampai dia masuk Universitas Cambridge. Setelah menyelesaikan pendidikannya dengan jurusan Teori Fisika, dan mengajar selama setahun, beliau melakukan perjalanan ke Thailand, tanpa terlebih dahulu mempunyai niat untuk ditahbiskan untuk menjadi seorang bhikku di Vihara Wat Saket di Bangkok pada usia 23 tahun. Beliau kemudian menghabiskan sembilan tahun berikutnya belajar dan berlatih meditasi dalam Tradisi Theravada Hutan Thailand di bawah bimbingan Ajahn Chah Bodhinyana Mahathera.

Minggu 25 Maret 2012 merupakan kesempatan  luar biasa bagi kota Balikpapan, karena pada hari itu diadakan Talkshow dan  Launching book  di BSCC Dome Balikpapan acara sendiri dimulai pukul 14.00 wita - 17.00 wita

DOME Balikapapan , acara Talkshow dimulai sekitar 14.30 wita dengan Moderator Bapak Handaka Vijjananda dan penterjemah Bapak Hendra Widjaja diawali cerita Ajahn Bram mengenai kepanjangan dari namanya sendiri yaitu BRAHM, yang bila di uraikan menjadi sebagai berikut:
B= Buddha, 
R= Roman Catholic, 
A= Anglican, 
H= Hindu 
dan M= Moslem

Dan sontak mendapat tepuk tangan dan tawa dari hadirin yg ada kurang lebih 1000 orang ( untuk dari Samarinda sendiri sekitar 100 orang dengan menggunakan kurang lebih 18 mobil pribadi + 1 bis mini)
Cerita kedua tentang seorang wanita yang mendapatkan buku karya Ajahn Brahm dari salah seorang sahabatnya. Dia sama sekali tidak tertarik membacanya, di pikirannya seorang Bhikkhu yang membuat buku dengan gambar cacing aneh itu pasti bukan bhikkhu yang baik, Walaupun sahabatnya berusaha meyakinkan, bahwa isi buku itu bagus sekali, dia tidak terpengaruh. Namun dia sangat menyenangi acara Kick Andy, hingga suatu hari dia memenangkan semacam lomba yang diadakan oleh Kick Andy. Hadiahnya? Ya Buku Ajahn Brahm yang sangat dia benci. Dan Mau dibuang ke tempat sampah, tapi sayang sekali ada tanda tangan asli pembawa acara Kick Andy di dalamnya. Dan Akhirnya dia baca juga buku itu. Hasilnya? “… now she likes me.” Ajahn Brahm mengatakannya sambil tertawa jenaka. All is well.

Cerita ke 3 Ajahn Brahm menceritakan betapa kesalnya kita bila sedang berjalan kemudian secara tidak sengaja menginjak kotoran
anjing dan sambil mengomel karena kesalnya, namun di sini ajahn berpesan bagaimana bila kotoran itu dibawa pulang dan diletakan di bawah pohon mangga dan tunggu setahun kemudian dan coba lah petik buah mangga yang ada , manis bukan ujarnya tapi jangan lupakan kotoran anjing yg menjadi pupuk pohon tersebut , hal itu membuat tawa dari para hadirin yg ada saat itu
Cerita ke 4 : Sebelum jadi Bhikkhu, saya adalah seorang guru. Ada 30siswa di kelas saya. Pastilah satu siswa menduduki peringkat terbawah. Sangat sedih siswa peringkat ke-30 ini. Depresi. Apa yang akan dikatakan mama papanya.
Jadi saya ajarkan prinsip Buddhist padanya, Bodhisattva (korbankan diri demi kebahagiaan orang lain). “Kamu adalah Bodhisattva, kamu korbankan diri kamu supaya siswa lain tidak menderita.” Itu namanya lepas ego. Kamu adalah siswa terbaik di sini.
Anak itu kira saya gila, namun akhirnya ia dan saya tertawa bersama. Namun saya juga berpesan bahwa menjadi Bodhisattva hanya satu kali saja maka Semester berikutnya, siswa lain yang jadi Bodhisattva. Jika Anda Buddhist, dapat peringkat 1-5 teratas, atau 1-5 terbawah, itu bukanlah Buddhist yang baik. Karena kita percaya pada jalan tengah .
Cerita ke 5 : Suatu ketika ada seekor tikus yang hidup di rumah seorang petani. Ia adalah seekor tikus kecil yang bahagia, sebab ia mendapat cukup banyak makanan. Masalahnya, petani pemilik rumah tak pernah menyukai tikus itu. Suatu hari, ketika si tikus mengintip melalui retakan di tembok, ia melihat petani itu tengah membuka sebuah bungkusan. Saat ia melihat benda dalam bungkusan itu, ia ketakutan. Petani itu ternyata membeli sebuah perangkap tikus !
Begitu gegernya tikus itu sampai-sampai ia langsung menemui sahabatnya, Si Ayam, dan berseru, “Pak Tani beli perangkap tikus! Ini mengerikan! Ini bencana!” Namun Si Ayam malah berkata,”Bukan masalahku. Tak ada hubungannya denganku, itu urusanmu, Tikus! Pergi sana!”
Tikus itu tidak mendapat simpati dari ayam, jadi ia pergi menemui sahabatnya yang lain, Tuan Babi. “Tuan Babi, Tuan Babi! Pak Tani beli perangkap tikus. Ini berita mengerikan, aku tidak tahu apa aku bisa tidur nyenyak malam ini! Aku dalam bahaya!” Tuan Babi berkata ,”Gak ada urusannya denganku. Urusanmu! Perangkap tikus gak bisa menangkap babi. Kamu lagi sial saja, sana pergi!”
Tikus itu begitu kecewa dengan Tuan Babi, maka ia menemui sahabatnya yang lain , Nyonya Sapi. “Nyonya Sapi! Tolonglah aku! Pak Tani sudah beli perangkap tikus! Aku begitu paranoid sekarang! Kamu tahu kan tikus biasanya lari kesana kemari dan tidak tahu lari menginjak apa. Aku bisa menginjak perangkap itu dan aku akan terbunuh…!”
Nyonya Sapi berkata,”Wah, wah…Itu pasti karma dari kehidupan lampaumu…Tapi sayangnya, tidak ada hubungannya denganku.”
Tikus itu tidak mendapatkan simpati dari satu pun sahabatnya. Dengan muram, ia pulang ke liangnya. Malam itu, seekor ular menyusup ke rumah petani itu dan ekornya terkena perangkap tikus itu. Ketika istri petani datang untuk memeriksa apakah perangkap itu sudah menangkap tikus, ular itu mematuk istri petani itu. Akibatnya, istri petani itu menderita sakit berat. Karena beratnya sakit sang istri, petani itu berpikir , “Apa ya yang bagus untuk orang sakit? Aah … sup ayam!”
Maka petani itu mengambil ayam, memotong kepalanya, membuluinya, dan merebusnya menjadi sup untuk istrinya. Si ayam kehilangan nyawanya.
Istri petani tak kunjung sembuh. Sanak saudara berdatangan untuk memastikan apakah istri petani itu baik-baik saja. Karena banyak tamu berkunjung, petani tidak tahu harus menyediakan makanan dari mana buat mereka. Jadi ia menangkap si babi, menjagalnya, lalu menyajikan sosis dan ham untuk tamu-tamunya. Si babi pun kehilangan nyawanya.
Sekali pun telah melakukan segala upaya, istri petani malang itu meninggal jua. Karena ia meninggal – Anda tahu betapa mahalnya upacara pemakaman, maka petani harus memotong sapi dan menjual dagingnya untuk membayar biaya upacara. Jadi pada akhirnya, si ayam mati, si babi kehilangan nyawa, dan si sapi dijagal…. Semua ini karena perangkap tikus.
Jadi, itu bukan hanya masalah si tikus, tapi masalah semuanya.
Kita sering berpikir, “Ini tidak akan mempengaruhiku, tak ada urusannya denganku. Ini masalah orang lain.” Tapi kisah ini memberitahu kita :”Bukan! Ini bisa jadi masalahku juga.”
Itulah sebabnya mengapa kita harus saling menolong satu sama lain, walau kita tidak tahu bagaimana hal itu berakibat pada kita. Jika ada masalah dalam hidup Anda, mohon jangan berpikir bahwa ini masalah Anda, atau masalah dia. Alih-alih, pikirkan itu sebagai masalah kita, sebab kita semua berada di dalamnya bersama-sama, dan bagian yang indah dalam proses ini adalah berbagi dengan orang lain.
Cerita ke enam :Ajahn Chah sering mengangkat gelas dan berkata kepada para muridnya, “Apakah kalian bisa melihat retakan-retakan dalam gelas ini?” Ajahn Brahm kemudian benar-benar memelototinya dan segera berkata, “Saya tidak melihat ada retakan di gelas itu.” Bahkan Ajahn Brahm sempat berpikir, Ajahn Chah mungkin agak retak (baca: gila). Tapi Ajahn Brahm salah, Ajahn Chah sangat bijaksana dan tidak gila, “Retakan-retakan pada gelas sangat kecil sekali, sangat mikroskopis, tapi ada. Jika ada orang yang menjatuhkan gelas ini, retakan-retakan itu akan terbuka dan gelas ini akan pecah. Retakan-retakan itu adalah pertanda adanya anicca (ketidakkekalan). Karena kita tahu gelas itu memiliki retakan-retakan itulah, maka kita harus benar-benar hati-hati dalam menjaganya. Tapi jika gelas itu terbuat dari plastik, Anda mau banting atau tendang sekalipun tidak akan pecah, Anda malah tidak akan benar-benar memperhatikan dan menjaganya. Karena manusia memiliki retakan-retakan dan rapuh, maka suatu hari kita akan mati. Karena itulah kita harus peduli satu sama lain. Kalau kita tidak rapuh, kita tidak akan saling peduli satu sama lain. Karena adanya kesedihan dan air mata, kita menjadi memiliki welas asih. Itulah yang membuat hidup kita menjadi indah.”
Cerita terakhir yang disampaikan pada sore hari itu ialah cerita mengenai Seekor keledai tua terperosok ke dalam sumur tua. Dia pun menjerit ”EO! EEOO! EEEOOO!” untuk memanggil bantuan. Jeritannya di dengar oleh Petani yang jahat si petani berkeinginan untuk menutup sumur tua itu karena dianggap berbahaya. Karena itu, sang petani memutuskan untuk mengubur keledai tua itu hidup-hidup. Ia mengambil sekop dan membuang tanah ke sumur itu. Si keledai terkejut dan ia pun semakin menjerit ”EO! EEOO! EEEOOO!”.petani itu pun tambah semangat melemparkan tanah ke sumur. Setelah beberapa lama, si keledai pun berhenti menjerit, dia mendapat akal. Sang petani jahat itu mengira keledai itu sudah mati dan makin semangat menyekop tanah tanpa menyadari bahwa keledai itu, setiap sekop tanah yang menimpa punggungnya, dia menggoyang punggungnya hingga tanah itu jatuh, menginjak-injak tanah itu hingga padat, dan dia pun naik satu inci lebih tinggi. Sekop tanah berikutnya, jatuhkan, injak-injak dan seinci lebih tinggi. Pemilik keledai itu begitu sibuk menyekop tanah hingga tidak menyadari sepasang telinga mulai tampak di mulut sumur. Ketika pijakannya sudah cukup tinggi, keledai itu melompat dan menendang bokong sang pemilik, lalu melarikan diri. Maka ALL is well itulah cerita ke terakhir yang disampaikan Ajahn Brahm di DOME Balikpapan

Acara di lanjutkan dengan lelang 3 buah lukisan Ajahn Brahm Dari lelang tiga lukisan itu terkumpul dana Rp 95 juta yang akan dipergunakan untuk membiayai anak asuh Ehipassiko Foundation yang jumlah mencapai 1350 anak di seluruh Indonesia. Kemudian di lanjutkan Sesi Pemberkatan – Tanya jawab- penandatanganan buku- penyerahan Amisapuja 
KEKURANGAN:Sungguh di sayangkan ceramah yang di sampaikan oleh Ajahn Brahm kurang begitu jelas terdengar karena masalah sound yg agak bergema jd untuk teman teman yg duduk di posisi belakang dan samping panggung tidak mendengar dengan jelas apa yg di sampaikan dan menjadi mengantuk ( sedikit bosan) malahan ada sebagian yang telah meninggalkan acara sebelum acara selesai ,namun untungnya suara penterjemah dapat terdengar dengan cukup jelas Anyway ALL IS WELL
Untuk semua yang telah terjadi, TERIMA KASIH
Untuk semua yang akan terjadi, BAIKLAH